Our Blog
KEPUTUSAN BAHTSU AL-MASAIL SYURIYAH NU WILAYAH JAWA TIMUR(3)
KEPUTUSAN BAHTSU AL-MASAIL SYURIYAH
NU WILAYAH JAWA TIMUR
DI PP QOMARUDDIN BUNGAH GRESIK
Mas’alah :
Kebanyakan buruh
tani dimusim tanam jagung mengambil bibit dari malikul ardl (pemilik tanah)
dalam satu hektarnya satu blek jagung kurping dengan syarat bilamana berhasil
tanamnya, burh tersebut harus mengembalikan jagung kulitan seribu biji kepada
malikul ardl sebelum dibagi hasil. Kemudian barulah dibagi hasil antara buruh
dan malik, seribu biji itu bila dikurping akan lebih baik daripada satu blek
tadi. Apakah aqad tersebut boleh atau tidak?
Jawab :
Akad tersebut adalah aqad yang fasid. Kemudian aqad seperti
itu agar bisa menjadi muamalah shohihah hendaknya dilaksanakan sebagai berikut
:
Dilaksanakan perjanjian pembagian hasil antara malik dengan
amil, dimana bibit dari malik. Sedangkan pembagina hasilnya dilakukan ala
juz’il ma’lum (bagian pasti) dengan memperhitungkan biaya yang dikeluarkan oleh
malik, baik itu untuk bibit maupun untuk lain-lain, sehingga dengan demikian
aqad tersebut menjadi aqad muzaro’ah shohihah.
Dasar pengambilan :
Fathu Al-Qorib :
38
(واذا دفع) شخص ( الى رجل أرضا ليزعها وشرط
له جزأ معلوما من ريعها لم يجز) ذلك لكن النواوى تبعا لابن المنذر اختار جواز المخابرة
وكذا المزارعة وهي عمل العامل فى الارض ببعض مايخرج منها والبذر من المالك.
Terjemah :
Ketika seseorang memberikan tanah kepada orang lain agar ia
mengolah (menanaminya) dan pemberi menjanjikan bagian yang pasti (jelas) dari
hasilnya maka itu tidak boleh. Namun Imam An Nawawi mengikuti Imam Ibnu Mundzir
memilih hukum boleh (jawaz) terhadap mukhobaroh dan muzaro’ah. Muzaro’ah adalah
seseorang menggarap tanah dengan bagi hasil dari perolehan (panen) sedangkan
benih dari pemilik tanah, mukhobaroh yaitu sama dengan muzaro’ah tetapi benih
dari penggarap tanah.
Mas’alah :
Pada masa sekarang
ini kebanyakan dokter mengobati luka-luka yang ada didalam anggota wudlu dengan
plester (jabiroh) yang tidak boleh dibuka sebelum sembuh, sedang pemakaiannya
pada waktu hadast (tidak suci)
Kalau menurut kitab Kifayatul Akhyar Juz 1 hal 38
syarat-syaratnya berat, yakni :
a. Harus dalam
keadaan suci
b. Pemasangan
harus menurut tertibnya anggota yang dibasuh ketika wudlu
c. Banyaknya
tayamum berulangkali menurut jumlah jabiroh didalam anggota wudlu
d. Banyaknya
tayamum berulangkali menurut jumlah jabiroh didalam anggota wudlu.
Pertanyaan:
Apakah ada qoul ringan, misalnya:
Pemasangan boleh
pada saat hadats
Boleh tayamum
setelah usai wudlu
Bertayamum hanya
satu kali saja walaupun jabirohnya lebih dari Saturday
Jawab:
Ada
pendapat yang ringan seperti yang tertera dalam kitab sbb:
Al-Mizan, I : 135
ومن ذلك قول الإمام الشافعى – من كان بعضو
من أعضائه جرح اوكسر او قروح والصق عليه جبيرة وخاف من نزعها التلف انه يمسح على الجبيرة
وتيمم مع قول أبى حنيفة ومالك انه ان كان بعض جسده صحيحا وبعضه جريحا ولكن الأكثر هو
الصحيح غسله وسقط حكم الجريح ويستحب مسحه بالماء. وان كان الصحيح هو الأقل تيمم وسقط
غسل العضو الصحيح وقال أحمد يغسل الصحيح وتيمم عن الجريح من غير مسح للجبيرة.
ووجه الأول الأخد بالإحتياط بزيادة وجوب
مسح الجبيرة لما تأخذه من الصحيح غالباللا ستمساك. ووجه الثانى أنه اذاكان الأكثر الجريح
القرح فالحكم له لأن شدة الألم حينئذ أرجح فى طهارة العضو من غسله بالماء فان الأمراض
كفارات للخطايا.
Terjemah:
Menurut imam
syafi’I : orang yang di anggauta wudlunya ada luka atau bengkak kemudian
diperban dan ia takut mengusap perban dan bertayamum. Menurut imam hanafi dan
malik: jika yang sakit lebih kecil daripada yang sehat, cukup membasuh yang
sehat dan disunnahkan mengusap yang sakit. Apabila yang sehat lebih kecil, maka
hanya wajib tayamum. Dan tidak wajib membasuh anggota yang sehat. Menurut imam
ahmad, membasuh anggota yang wajib dan tayamum untuk sakit tidak wajib mengusap
perban. Pendapat pertama mengambil langkah yang berhati-hati, dengan
menambahkan: wajibnya mengusap tambal karena diambil pada anggota badan yang
shohih/sehat secara umum untuk penanggulangan. Pendapat yang kedua, ketika yang
lebih banyak itu luka atau koreng, maka hukum berada padanya. Karena parahnya
sakit saat demikian, lebih diutamakan didalam pensucian anggota badan
disbanding harus membasuh dengan air. Karena penyakit itu adalah menghapus
terhadap kesalahan (dosa).
Al-Qalyubi, I : 97
( فان تعذر ) نزعه لخوف محذور مما ذكره فى
شرح المهذب ( قضى ) مع مسحه بالماء ( على المشهور) لانتفاء شبهه حينئذ بالخف والثانى
لايقضى للعذر والخلاف فى القسمين فيما اذا كان الساتر على غير محل التيمم فان كان على
محله قضى قطعا لنقص البدل والمبدل جزم به فى أصل الروضة ونقله فى شرح المهذب ... الى
ان قال : الاظهر انه ان وضع على طهر فلا اعادة والا وجبت. انتهى وعلى المختار السابق
له لاتجب.
Terjemah:
Apabila
ada udzur untuk melepas ( tambal) seperti apa yang disebut dalam syarah
muhadzab maka wajib mengqodoi shalatnya
dan mengusapnya dengan air menurut yang mashur, karena hal ini tidak ada
keserupaan, dengan pemakai muzah ( alas kaki arab ). Menurut pendapat yang
kedua tidak perlu qodlo shalatnya ( bila dilakukan ) karena termasuk udzur,
perbedaan pendapat di dalam dua kelompok tersebut, dalam mas’alah, penutup
(tambal) yang terdapat selain anggota tayamum (seperti lengan/muka) maka jelas
harus mengqodlo shalatnya, karena ada kurangnya antara pengganti dan yang
diganti. Hal itu diyakini oleh imam nawawi didalam aslinya kitab Roudloh dan
menukilnya didalam kitab syarah al-muhadzab, S/d …. Menurut yang adzhar, jika
waktu memasang penutup (tambal) itu dalam kondisi suci, maka tidak perlu
mengulang shalatnya, kalau tidak suci maka wajib mengulang. Menurut yang mashur
( terpilih ) yang dahulu tidak wajib.
Al-Qalyubi, I : 84
( فَإِنْ كَانَ ) مَنْ بِهِ الْعِلَّةُ (
مُحْدِثًا فَالْأَصَحُّ اشْتِرَاطُ التَّيَمُّمِ وَقْتَ غَسْلِ الْعَلِيلِ ) رِعَايَةً
لِتَرْتِيبِ الْوُضُوءِ ، وَالثَّانِي يَتَيَمَّمُ مَتَى شَاءَ كَالْجُنُبِ لِأَنَّ
التَّيَمُّمَ عِبَادَةٌ مُسْتَقِلَّةٌ ، وَالتَّرْتِيبُ إنَّمَا يُرَاعَى فِي الْعِبَادَةِ
الْوَاحِدَةِ .
( فَإِنْ جُرِحَ عُضْوَاهُ ) أَيْ الْمُحْدِثِ
( فَتَيَمُّمَانِ ) عَلَى الْأَصَحِّ الْمَذْكُورِ ، وَعَلَى الثَّانِي تَيَمُّمٌ وَاحِدٌ
، وَكُلٌّ مِنْ الْيَدَيْنِ وَالرِّجْلَيْنِ كَعُضْوٍ وَاحِدٍ ، وَيُنْدَبُ أَنْ يُجْعَلَ
كُلَّ وَاحِدَةٍ كَعُضْوٍ.الشَّرْحُ : قَوْلُهُ : ( فَتَيَمُّمَانِ ) أَيْ إنْ وَجَبَ
التَّرْتِيبُ بَيْنَهُمَا وَإِلَّا كَمَا لَوْ عَمَّتْ الْعِلَّةُ الْوَجْهَ وَالْيَدَيْنِ
فَيَكْفِي لَهُمَا تَيَمُّمٌ وَاحِدٌ عَنْهُمَا ، وَكَذَا لَوْ عَمَّتْ جَمِيعَ الْأَعْضَاءِ
لِسُقُوطِ التَّرْتِيبِ .[1]
Mas’alah:
Ada orang
melakukan ibadah Haji dengan niat ifrod kemudian setelah di makkah dirasakan
berat, karena menunggu lama dan takut kepada resiko membayar dam yang lebih
banyak sebagai akibat dari melakukan pelanggaran-pelanggaran, maka diubah
menjadi haji tamattu’ dengan membayar dam satu kali.
Jawab:
Tidak
boleh menurut mayoritas ulama dan boleh menurut imam Ahmad.
Dasar Pengambilan Dalil:
Al-Majmu’ VII :
166-167
إذا أحرم بالحج لايجوز له فسخه وقلبه عمرة،
وإذا أحرم بالعمرة لايجوز له فسخها حجا لالعذرة ولالغيره، وسواء أساق الهدى أم لا،
هذا مذهبنا، قال ابن الصباغ والعبدرى وآخرون وبه قال عامة الفقهاء وحملوا ورود الآحاديث
فى ذلك على انه مختص بالصحابة فى تلك السنة فقط.
كالو تيدا بوليه، مكا باكى اوراع ترسبوت
تتف برلاكو محرمات الاحرام. ففى المجموع ج 7 ص 167. وقال أحمد يجوز فسخ الحج إلى العمرة
إن لم يسق الهدى.
Mas’alah:
Ada orang
melakukan ibadah haji dengan istrinya, kedua suami istri itu sudah tiga kali
melakukan haji, kemudian pada waktu sudah masuk karantina suaminya meninggal
dunia dan si istri akan melakukan perjalanan haji dengan mahrom keponakannya.
Tetapi oleh seorang ulama tidak diperkenankan dengan alasan bahwa ibadah haji
perempuan itu hukumnya sunat, sedangkan ihdad dan tidak keluar rumahnya itu
hukumnya wajib.
Pertanyaan:
Apakah larangan atau alasan itu benar atau tidak ? dan
apakah tidak termasuk dalam kaidah:
الحاجة تنزل منزلة الضرورة
Sedangkan
الضرورة تبيح المحظورة
Jawab:
Perempuan
tersebut boleh memilih antara menunda dan melangsungkan perjalanan hajinya,
tetapi menundanya lebih utama.
Dasar Pengambilan Dalil:
Al-Mahalli, I :
56 ( belum ketemu karena cetakan tidak
jelas)
Al-Um : V/ 228
وإن أذن لها بالسفر فخرجت أو خرج بها مسافرا
إلى حج أو بلد من البلدان فمات عنها أو طلقها طلاقا لا يملك فيه الرجعة فسواء ولها
الخيار في ان تمضي في سفرها ذاهبة أو جائية وليس عليها أن ترجع إلى بيته قبل أن ينقضي
سفرها.
Terjemah:
Jika
seseorang mengizini istrinya pergi, kemudian istrinya pergi atau perjalanan
untuk haji, atau pergi kelain Negara, kemudian suaminya meninggal dunia, atau
menalaq istrinya dengan talaq yang tidak rujuk, maka istri boleh memilih untuk
meneruskan perjalanannya pergi atau datang (kerumahnya). Dan dia tidak wajib
bagi istri tersebut langsung pulang kerumah suaminya sebelum selesai perjalanan.
فإذا انتقلت ببدنها وإن لم تنتقل بمتاعها
ثم طلقها أو مات عنها اعتدت في الموضع الذي انتقلت إليه بإذنه (قال) سواء أذن لها في
منزل بعينه أو قال لها انتقلي حيث شئت أو انتقلت بغير إذنه فأذن لها بعد في المقام
في ذلك المنزل كل هذا في أن تعتد فيه سواء (قال) ولو انتقلت بغير إذنه ثم يحدث لها
إذنا حتى طلقها أو مات عنها رجعت فاعتدت في بيتها الذي كانت تسكن معه فيه.
وهكذا السفر يأذن لها به فإن لم تخرج حتى
يطلقها أو يتوفى عنها أقامت في منزلها ولم تخرج منه حتى تنقضي عدتها وإن أذن لها بالسفر
فخرجت أو خرج بها مسافرا إلى حج أو بلد من البلدان فمات عنها أو طلقها طلاقا لا يملك
فيه الرجعة فسواء ولها الخيار في ان تمضي في سفرها ذاهبة أو جائية وليس عليها أن ترجع
إلى بيته قبل أن ينقضي سفرها فلا تقيم في المصر الذي أذن لها في السفر إليه إلا أن
يكون أذن لها في المقام فيه أو في النقلة إليه فيكون ذلك عليها إذا بلغت ذلك المصر.[2]
Al-idloh : 60
انه لو مات مثلا قبل احرامها لزمها الرجوع
معه وإلا معه وإلا فالذى يظهر أنه ينظر الى ماهو مظنه السلامة والأمن أكثر.
Terjemah:
Sesungguhnya seandainya suaminya mati sebelum dia (istri) ihrom maka
wajib baginya pulang kerumah suaminya, jika tidak pulang, maka menurut yang
dhohir dipandang dari prasangka selamat, dan aman yang lebih banyak.
Mas’alah:
Ada dua
orang suami istri akan melakukan ibadah haji kurang sepuluh hari berangkat si
suami meninggal dunia, lalu si istri akan melanjutkan ibadah hajinya dengan
mahrom orang lain, karena memang baru kali ini dia akan beribadah haji,
bolehkah dia terus berangkat atau tidak, sedangkan dia masih dalam keadaan
iddah dan wajib ihdad ( tidak terhias dan parvum )
Jawab:
Tidak
boleh, kecuali ada kekhawatiran yang mengancam keselamatan jiwa, harta (seperti
potongan biaya administrasi) dan sebagainya.
Dasar Pengambilan Dalil:
Jamal ala Fathi
Al-Wahab : IV/ 463
(وكخوف) على نفس أو مال من نحو هدم وغرق
وفسقة مجاورين لها. ( قوله او مال ) اى لها او لغيرها كوديعة وان قل. قال حج أو اختصاص
كذلك.
Terjemah:
(وكخوف) على نفس أو مال من نحو هدم وغرق
وفسقة مجاورين لها، وهذا أعم من قوله لخوف من هدم أو غرق أو على نفسها، (وشدة تأذيها
بجيران أو عكسه) أي شدة تأذيهم بها للحاجة إلى ذلك بخلاف الاذى اليسير، إذ لا يخلو
منه أحد ومن الجيران الاحماء وهم أقارب الزوج، نعم إن اشتد أذاها لهم أو عكسه وكانت
الدار ضيقة نقلهم الزوج عنها، وخرج بالجيران ما لو طلقت ببيت أبويها وتأذت بهم أو هم
بها فلا نقل، لان الوحشة لا تطول بينهما.[3]
[4]
Terjemah:
Diperbolehkan keluar rumah karena ada hajat seperti khawatir atas
dirinya atau hartanya dari sesamanya bencana alam, banjir, kefasikan yang
berdekatan dengannya ( kata mushonif : “atau harta” ) maksudnya baik bagi
dirinya perempuan atau milik orang lain, seperti harta titipan meskipun
meskipun sedikit, imam ibnu hajar berkata : atau kehususan itulah menjadi
alasan / sebab.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Follow us on facebook
Popular Posts
-
KEPUTUSAN BAHTSUL MASAIL SYURIYAH NU WILAYAH JAWA TIMUR DI PP AN-NUR TEGAL REJO PRAMBON NGANJUK TGL 26-27 SYAWAL 1401 H/ 26-27 AGUS...
-
KEPUTUSAN BAHTSUL MASAIL SYURIYAH NU WILAYAH JAWA TIMUR DI PP ZAINUL HASAN GENGGONG KRAKSAN TGL 22-23 NOPEMBER 1981 Mas’alah: ...
-
KEPUTUSAN BAHTSU AL-MASAIL SYURIYAH NU WILAYAH JAWA TIMUR DI PP NURUL JADID PAITON PROBOLINGGO TGL 15-16 DZULHIJJAH 1399 H / 5-6 ...
-
KEPUTUSAN BAHTSU AL-MASAIL SYURIYAH NU WILAYAH JAWA TIMUR DI PP. SALAFIYAH SUKOREJO ASEMBAGUS TGL 16-17 JUMADIL ULA 1400 H/ 2-3 A...
-
KEPUTUSAN BAHTSU AL-MASAIL SYURIYAH NU WILAYAH JAWA TIMUR DI PP QOMARUDDIN BUNGAH GRESIK Mas’alah : Kebanyakan buruh tani...
-
ASMA’UL KHUSNA DAN MANFA’ATNYA "ALLAH mempunyai Asmaa-Ul-Husna (nama-nama yang agung yang sesuai dengan sifat-sifat ALLAH...
-
Dia campurkan api dan tumbuh-tumbuhan, maka bentuk jin dijadikan,sebagai ruang di antara dua keadaan.Ia adalah di antara roh yang ber...
-
Fadhilah Wanita Point-point dari halaman ini terdapat di dalam kitab Kanzul ‘Ummal, Misykah, Riadlush Shalihin, Uqudilijjain, Bhahish...
-
Peringatan tentang sahwat Dari ibnu Abu Dzerr ra,dia berkata Rasulullah muhammad saw,bersabda : -sedikitkanlah sahwat,agar kemis...
-
ASMA’UL KHUSNA DAN MANFA’ATNYA "ALLAH mempunyai Asmaa-Ul-Husna (nama-nama yang agung yang sesuai dengan sifat-sifat ALLAH S.W.T.),...
Formulir Kontak
Follow us on Facebook
About Me
Blog Archive
-
▼
2016
(12)
-
▼
Mei
(12)
- fadilah asmaul khusna
- keputusan bahtsul masail syuriysh NU jawa timur\
- keputusan bahsul masail NU jawa timur (4)
- KEPUTUSAN BAHTSU AL-MASAIL SYURIYAH NU WILAYAH JA...
- KEPUTUSAN BAHTSU AL-MASAIL SYURIYAH NU WILAYAH JA...
- keputusan bahsul masail suriyah Nu jawa timur (1)
- Proses kejadian manusia ,malaikat dan jin
- ilmu pengetahuan dan kebatinan
- Peringatan tentang sahwat
- keutamaan wanita /fadhilah wanita
- ASMA’UL KHUSNA DAN MANFA’ATNYA
- Pengantar
-
▼
Mei
(12)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar